Penulis: Paran Sakiu
Mimbar minggu lalu telah membahas manfaat Alkitab bagian pertama yakni untuk mengajar. Kata “mengajar” dalam ayat ini berasal dari bahasa Yunani “didaskalia” (διδασκαλία), Dalam konteks ayat ini, mengajar merujuk pada pemberian pemahaman yang benar mengenai kebenaran Allah. Itu berarti di luar Alkitab bukan sumber utama pemberian pemahaman mengenai kebenaran Allah(doktrin) maupun tentang kehidupan.
Manfaat berikutnya dari Alkitab adalah “menyatakan kesalahan”. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “menyatakan kesalahan” dalam 2 Timotius 3:16 adalah ἐλεγμός (elegmos). Akar kata ἐλέγχω (elegchō), yang berarti menegur, membuktikan kesalahan, atau menyadarkan seseorang akan dosa dan kesalahannya. ἐλεγμός secara khusus merujuk pada proses teguran atau koreksi dengan tujuan membawa kepada kebenaran.
Dengan menyatakan kesalahan berarti kitab Suci memiliki peran dalam mengungkapkan dosa, kesalahan, atau penyimpangan seseorang dari kebenaran. Dengan demikian siapa pun orang itu dapat menyadari ketidakbenarannya baik itu dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan agar dapat bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Itulah manfaat yang ada dalam Alkitab.
Bagi warga gereja yang tidak bersungguh-sungguh dalam membaca Alkitab. Demikian yang tidak bersungguh-sungguh mendengar uraiannya sekalipun sudah dibaptis dan telah puluhan tahun hidup sebagai warga gereja akan sia-sia. Kehidupannya tidak akan menunjukkan kehidupan yang berkualitas. Pikirannya, perkataannya dan perbuatannya sama dengan mereka diluar sana. Apalagi bagi warga gereja yang hanya sekali-sekali saja membaca Alkitab dan bermain-main dalam mendengar khotbah maka akan sering dipakai setan daripada dipakai Tuhan dalam hidupnya. Mari dari sekarang ini berikan tekad untuk membaca Alkitab setiap hari sepanjang kehidupan. Mari serius mendengar pengkhotbah berkhotbah. Bukan tidur. Bukan bercanda. Kapan itu dari sekarang ini. (Bersambung)