Nats:Mat.19:26
Tema diatas di satu sisi memberikan penghiburan dan sekaligus semangat. Namun disisi lain menjadikan orang apatis. Mengapa apatis? Saat apa yang diinginkannya tidak sesuai harapan. Ujung-ujungnya Tuhan dipertanyakan. Bangunan pemahamannya menjadi porakporanda. Contoh saat ia berharap orang terdekatnya dapat sembuh dari penyakit tetapi nyatanya Meninggal. Berharap usahanya maju nyatanya tutup. Apakah akan berani mengatakan bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin?
Perlu dicermati tema renungan di atas yang diawali dengan jawaban Yesus Kristus atas pertanyaan para murid. Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah- Diselamatkan bukan perkara yang mudah. Siapa saja yang hidupnya tidak sepenuhnya hidup bagi Tuhan Yesus dengan mengikuti ajaran-Nya, mustahil akan diterima menjadi warga Kerajaan Allah. Berat persyaratan yang harus dipenuhi.Maka suatu keniscayaan bagi manusia. Sekalipun demikian ada pengecualian. Bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Allah punya seribu satu cara bahkan lebih untuk membawa orang datang kepada-Nya dan diselamatkan. Jika seseorang atau sekelompok orang ada dalam pilihan-Nya untuk diselamatkan, maka orang itu atau sekelompok orang itu pasti diselamatkan. Contohnya Para murid. Mereka orang Yahudi dan beragama Yudaisme. Ujung-ujungnya mereka mengikut Yesus dan diselamatkan.
Alm.Pdt.Dr. Yusuf Roni bukan latar belakang agama Kristen. Almarhum sangat Fanatik dan anti terhadap kekristenan. Mustahil percaya kepada Yesus Kristus. Nyatanya menjadi percaya, di Baptis dan menjadi pendeta. Anak rohaninya tidak sedikit menjadi gembala sidang, dosen dan jemaat yang setia kepada Kristus. Bukan itu saja jika melibatkan Tuhan di tengah badai kehidupan yang tidak mungkin, menjadi mungkin jika sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Masalahnya kita tidak tahu saat badai itu menghampiri ada dalam rencana dan kehendak-Nya bukan. Jika sesuai tidak ada yang tidak mungkin.