Nats:(Kis. 3:1-10)
Dunia ini penuh dengan kisah kehidupan. Setiap orang punya kisahnya. Dan kkisah itu itu ada yang menggugah keprihatinan, kekaguman dan hujatan. Kisah kehidupan yang memuat keprihatinan sekaligus kekaguman terdapat dalam kisah Para Rasul 3:1-10.
Berawal dari kisah keprihatinan dari seorang laki-laki yang sejak lahirnya dalam kelumpuhan (ay.2). Dengan kelumpuhan itu ia selalu dibawa dan diletakkan di dekat pintu gerbang bait Allah. Tidak tahu siapa yang membawanya. Yang jelas dengan dibawa dan diletakkan di dekat pintu gerbang Allah si lumpuh menjadi pengemis dengan meminta sedekah. Setiap orang yang masuk ke dalam bait Allah disapa dan dimintai. Kelihatannya sebuah pemandangan yang sudah dianggap wajar.
Kisah kekaguman ada pada diri Petrus dan Yohanes. Saat mereka berdua disapa dan diminta sedekahnya, mereka tidak mengabaikan. Mereka berdua menghampiri orang lumpuh tersebut. Dan melakukan sebuah tindakan yang tidak biasanya. Menghampiri, mengatakan:”emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang aku punyai, kuberikan kepadamu; Demi nama Yesus Kristus, orang nazaret itu, berjalanlah”. orang lumpuh itu tidak lumpuh lagi. Ia berdiri, berjalan kian kemari, melompat-lompat (ay. 7-8). si lumpuh juga akhirnya memuji Allah.
Belajar dari kisah Petrus ini hendaknya kita mengabaikan hal-hal yang sudah dianggap sebuah kewajaran. Kita tidak berani membuat sebuah terobosan dengan mempraktekkan kuasa Yesus Kristus yang sudah kita miliki. Ada banyak orang yang kita temui dan berinteraksi dengan diri kita.
Sudah saatnya kita peduli dengan cara mendekati untuk berinteraksi. Tawarkan kepada mereka akan kuasa Yesus Kristus. Siapa tahu melalui kita orang lain tertolong dengan sembuh dari sakit penyakitnya, terbuka pikirannya, menjadi orang yang diberkati, diselamatkan dan lain sebagainya. Jangan sia-siakan setiap kesempatan yang ada. Amin.