Nats:(kej.6-11)
Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa terus saja berbuat dosa. Tindakannya semakin jahat. Tidak saja bagi Kain dan Lamakh yang jahat sebagai pelaku kriminal, melainkan semua manusia. Apalagi di jaman Nuh. Alkitab menyatakan bahwa :” Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”. Penegasan tentang kejahatan ini bukan main-main. Bahkan seiring dengan bertambahnya jumlah manusia.
Setelah pemusnahan manusia karena kejahatannya melalui air Bah, manusia kembali menunjukkan tabiat dosanya. Salah satu anak dari Nuh tidak menunjukkan perilaku anak yang baik. Seharusnya ia peduli dengan menaruh hormat dan kasih kepada orang tuanya. Bukan membuka aib. Waktu itu Nuh sedang dikuasai air anggur hasil uji coba buatannya sendiri sehingga ia kurang kendali dan kesadaran.
Generasi setelah anak-anak Nuh dengan perkembangan manusia yang luar biasa, kembali manusia dalam keberdosaannya menunjukkan tabiat dosa. Mereka menetang Allah dengan tidak mau menyebar ke berbagai penjuru bumi. Mereka bersatu dalam kesatian yang salah. Kesatuan tanpa menghadirkan Allah. Mereka membangun menara Babel. Kemampuan yang dimiliki manusia bukan untuk memuliakan Allah dan menjadi mitra Allah di bumi melainkan menjadikan dirinya “tuhan “ atas diri mereka sendiri.
Sekalipun kejatan manusia luar biasa jahatnya, Allah tetap mengendalikan semuanya. Dari manusia yang jahat muncul Nuh. Nuh mendapat kasih karunia di mata Allah (ay.8). Nuh hidup seperti yang Tuhan harapkan. Sekalipun salah satu anaknya tidak menunjukkan perilaku yang tidak dengan membuka aib dan tidak bertindak apa-apa terhadap orang tuanya, masih ada dua anaknya yang berperilaku baik, yang peduli (Kej.9:23). itu pun datang dari Allah. Ditengah-tengah pembangunan menara Babel yang tanpa Allah, Allah bertindak dengan mengacaukan bahasa manusia (Kej.10:7-9).
Belajar dari hal -hal yang telah diungkap tadi selaku orang beriman tidak boleh takut ditengah-tengah kejahatan manusia yang terjadi sekarang ini. Kecanggihan manusia dengan menciptakan IA maka ditangan manusia yang jahat akan menjadi mesin kejahatan. Apalagi digunakan untuk meretas data, membuat senjata pemusnah masal. Tuhan pasti melalui orang-orang baik untuk mengatasi dan membatasi supaya tidak disalahgunakan.