nats:Amsal 24:30-34
Dunia pekerjaan penuh dengan daya tarik. Lebih lagi di era ini manusia bersaing dengan sesama dan dengan kecerdasan buatan. Tidak lama lagi kecerdasan buatan akan memangkas delapan puluh lima ribuan lebih jenis pekerjaan di dunia itu di tahun 2025. Belum lagi dengan meningkatnya kecerdasan buatan yang melebihi kecerdasan manusia pada umumnya. Ini realita dalam dunia pekerjaan.
Secara otomatis diperlukan manusia yang benar-benar rajin dan berakal budi. Mereka yang malas dalam dunia pekerjaan demikian juga dengan mereka yang tidak menggunakan akal budinya akan mengalami keadaan tidak enak dipandang dan kesusahan dalam hidup. Kitab Amsal menuliskan:” lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh” (ay.31). Bolehlah dipahami bahwa keadaan dari pekerjaan yang harus dikerjakannya terlihat begitu kacau. Berantakan. Jauh dari yang diharapkan.
Bukan itu itu saja akibat dari mereka yang bekerja namun tidak rajin dan tidak menggunakan akal budinya akan berdampak kepada kemiskinan dan kekurangan. Kitab Amsal sekali lagi menyodorkan fakta yang demikian:”Maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu dan kekurangan seperti orang yang bersenjata” (ay.34).
Berarti kerajinan dan menggunakan akal budi dalam pekerjaan mendapatkan perhatian yang lebih jika seseorang tidak mau dalam kekacauan, kemiskinan dan kekurangan. Fakta dilapangan seringkali terjadi. Ada lapangan pekerjaan yang diberikan namun disia-siakan. Tidak sungguh-sungguh dikerjakan dengan serius dan tidak menggunakan akal budi secara maksimal. Tentu saja hal yang demikian harus disingkirkan dalam dunia pekerjaan.
Tidak sedikit ada yang menunda-nunda pekerjaan. Masih berpikir batas waktunya masih jauh. Ada yang beralasan ada orang lain yang dapat menuntaskan pekerjaan itu apalagi bekerja secara team work. Yang lainnya lagi percuma dikerjakan tidak mendapatkan imbalan yang setimpal. Gaji di bawah standar. Masih banyak lagi alasan lain untuk dijadikan alasan karena kemalasannya.
Di sisi yang lain ada yang rajin bekerja tetapi bekerja tanpa menggunakan akal budi. Istilah sekarang tidak cerdas bekerja. Bekerja harus menggunakan akal budi. Dengan akal budi tidak saja cepat, tepat dan tuntas melainkan hasilnya pun akan maksimal. Jika maksimal maka akan ada berkat yang Tuhan sediakan. Tidak saja cukup melainkan akan berkelimpahan sehingga kemiskinan dan kekurangan tidak mungkin menghampiri. Amin.