Nats: Hakim-Hakim 19:16-24
Bekerja adalah kewajiban. Melalui bekerja banyak hal yang dapat kita dapatkan. Mulai dari uang, posisi, relasi,eksistensi, aktualisasi diri, hingga pelayanan. Di satu sisi bekerja dapat membuat orang lupa bersosialisasi. Ekstremnya tidak mau peduli dengan orang lain yang ada disekitarnya. Alasannya tidak ada waktu. Lelah sehingga harus beristirahat. Bahkan dianggap buang-buang waktu.
Perhatikan kisah dalam kitab Hakim-Hakim 19:16-24. Seorang Bapak-bapak tua. Ia baru pulang dari bekerja di ladangnya. Lelah sudah pasti. Seharian bekerja. ia bertegur sapa dengan orang yang sedang beristirahat di tanah lapang kota. Bahkan ia menerimanya untuk menginap di rumahnya(ay21. Setelah itu ia melayani tamu dengan baik tanpa mengharapkan imbalan (ay.20). Memberikan perlindungan atas tindakan jahat (ay.23-24). Tugas mulia itu seharusnya diperankan oleh penduduk asli yakni penduduk Benyamin. Namun penduduk asli yakni orang-orang Benjamin melupakan firman yang diajarkan kepada mereka. Mereka tidak lagi mau peduli.
Harus diakui bekerja di zaman ini semakin menguras energi dan pemikiran. Selain ada persaingan juga dituntut ketepatan dan kecepatan. Terkadang satu orang mengerjakan beberapa pekerjaan. Tekanan demi tekanan dirasakan seseorang terutama yang bekerja di kota-kota besar. Di pedesaan dengan alih teknologi pun merasakan bahwa bekerja tidak sesantai zaman dulu.
Dengan adanya perubahan tersebut tidak sedikit menempatkan seseorang seperti mesin. Manusia yang bekerja dijadikan dan menjadikan diri seperti alat. Dunia kerja memisahkan orang perorang dari orang sekitarnya. Dunia menuju perubahan yang drastis.
Sekalipun demikian sebagai orang yang hidup di dalam Tuhan harus mampu berbeda dari orang pada umumnya. Bekerja tidak harus memisahkan diri dari komunitas masyarakat. Tidak harus menjadikan kita menjadi orang yang tidak peduli lagi. Ditengah-tengah keletihan dan banyaknya waktu yang dihabiskan dalam bekerja. sisihkanlah waktu untuk orang disekitar kita. Mereka sengaja Tuhan tempatkan ada disekitar kita untuk kita pedulikan.
Ingat Tuhan akan meminta pertanggungjawaban dari kita atas apa yang yang sudah kita lakukan. Termasuk di dalamnya adalah dengan kita membuka mata dan menerima mereka yang ada dalam kesulitan. Terutama yang perlu diperhatikan adalah keluarga inti kita. Berdosa kita jika waktu kita habiskan untuk bekerja dengan tidak peduli dengan keluarga.
Kedua keluarga besar kita. Jangan atas nama bekerja kita terisolasi dari keluarga besar kita. Ketiga ditengah-tengah kesibukan yang ada belajarlah peduli dengan tetangga-tetangga kita misal membesuk mereka saat mereka perlu untuk di besuk. Nilai-nilai kemanusiaan tidak seharusnya tergerus oleh kesibukan saat bekerja.